Kamis, 20 Agustus 2009

SOUTH SULAWESI ON TRIP 07 AGUSTUS s.d. ?? (bag.5 Bermotor Ria Keliling Toraja)

Nama Toraja mulanya diberikan oleh suku Bugis Sidendreng dan Bugis Luwu. Orang Sidendreng menamakan penduduk daerah ini dengan sebutan To Riaja, yang berarti "orang yang berdiam di negeri atas atau pegunungan". Memang Kabupaten Tana Toraja letaknya kurang lebih 300-600 meter di atas permukaan laut sehingga berudara sejuk. Sedangkan orang Luwu menyebutnya To Riajang yang artinya "orang yang berdiam di sebelah barat".

Versi lain, kata Toraja berasal dari Tau=(orang), Maraya=orang besar, bangsawan. Kata Tana berarti negeri, sehingga tempat pemukiman suku Toraja dikenal dengan Tana Toraja.

Konon, leluhur orang Toraja adalah manusia yang berasal dari nirwana. Menurut mitos yang hingga kini tetap diyakini di kalangan masyarakat Toraja, nenek moyang mereka yang pertama menggunakan "tangga dari langit" untuk turun dari nirwana.













Sedangkan berdasarkan data sejarah versi lain, Tana Toraja aslinya mempunyai nama tua yang dikatakan dalam literatur kuna mereka sebagai "Tondok Lepongan Bulan Tana Matari' Allo" , yang berarti negeri dengan pemerintahan dan masyarakat berketuhanan yang bersatu utuh bulat seperti bulatnya matahari dan bulan. Agama asli nenek moyang mereka adalah Aluk Todolo yang berasal dari sumber Negeri Marinding Banua Puan yang dikenal dengan sebutan Aluk Pitung Sa'bu Pitung Pulo. Ketika Belanda masuk, agama Aluk Todolo tergeser oleh missionaris Kristen yang menyebarkan agama diwilayah ini. Namun adat istiadat yang berakar pada konsep Aluk Todolo hingga kini masih dijalankan. Kita masih bisa menikmati pertunjukan upacara kematian masyarakat tator sebagai pengaruh kuat dari agama nenek moyang mereka.

Masih berdasarkan versi yang sama, penduduk yang pertama-tama menduduki/mendiami daerah Toraja pada zaman purba adalah penduduk yang bergerak dari arah Selatan dengan perahu. Mereka datang dalam bentuk kelompok yang dinamai Arroan (kelompok manusia). Setiap Arroan dipimpin oleh seorang pemimpin yang dinamai Ambe' Arroan (Ambe' = bapak, Arroan = kelompok). Setelah itu datang penguasa baru yang dikenal dalam sejarah Toraja dengan nama Puang Lembang yang artinya pemilik perahu, karena mereka datang dengan mempergunakan perahu menyusuri sungai-sungai besar. Pada waktu perahu mereka sudah tidak dapat diteruskan karena derasnya air sungai dan bebatuan, maka mereka membongkar perahunya untuk dijadikan tempat tinggal sementara. Tempat mereka menambatkan perahunya dan membuat rumah pertama kali dinamai Bamba Puang artinya pangkalan pusat pemilik perahu sampai sekarang. Hingga kini disekitar Ranteapo masih terdapat beberapa Bamba Puang milik keluarga keluarga paling berpengaruh dan terkaya disitu yang mendirikan Tongkonan (rumah adat Tator) beserta belasan lumbung padinya. Setiap Tongkonan satu keluarga besar dihiasi oleh puluhan tanduk kerbau yg dipakai untuk menjelaskan status sosial dalam strata masyarakat adat. Tongkonan itulah yang menjadi atraksi budaya dan menjadi obyek foto ratusan turis yang mendatangi Tana Toraja.


~wanita "gipsy" di salah satu sudut pasar~

Terlepas mana yang benar akan sejarah Tana Toraja, hari ini saya akan menikmati keindahannya dengan bermotor ria.


~Rifa'i bersama Ekonos, si "ojek" keliling Tator~



~pemandangan disalah satu desa~



~di jalan poros Makale-Rantepao~



~menyeberangi sungai~


KETE' KESU

Objek wisata yang paling dekat dengan pusat kota adalah Kete' Kesu. sebuah komplek rumah Tongkonan atau rumah adat Tana Toraja.



~rumah tinggal yang saling berhadapan dengan lumbung padi~









~semakin banyak tanduk kerbau, semakin tinggi strata sosialnya~






LONDA

Kuburan purba diatas tebing dan didalam goa yang masih dipergunakan sampai sekarang. Cara penguburannyapun berdasarkan strata sosial. Untuk kasta tertinggi, dimakamkan dengan cara digantung di dinding tebing. Kasta terendah diletakkan di dasar goa. Semakin tinggi makam dari posisi tanah, menunjukkan semakin tingginya strata sosial yang dimiliki si "penghuni" tersebut.

Ada yang menarik ketika saya masuk kedalam goa yang gelap gulita yang hanya diterangi dengan sebuah lampu petromaks. Didalam goa yang penuh dengan tumpukan peti dan tulang belulang yang berserakan, di salah satu sudutnya ada sepasang tulang tengkorak. Menurut cerita guide yang mengantar saya, mereka adalah sepasang kekasih yang cintanya tidak tersampaikan karena masih memiliki hubungan keluarga hingga akhirnya memutuskan mengakhiri hidupnya bersama-sama.



~"kuburan" terlihat dari kejauhan~



~patung replika jenazah, bentuk penghormatan dari keluarga yang ditinggalkan~



~kuburan yang digantung~






~kasta terendah, ditumpuk begitu saja~



~romeo dan juliet versi Tator~



~salah satu pemandangan di dalam goa~



~peti yang baru di"kubur" seminggu yang lalu"






MAKALE

Makale adalah sebuah kecamatan dan juga sebagai kota Administratif Kabupaten Tana Toraja. Banyak terdapat bangunan-bangunan tua di kota kecil ini. Di pusat kota terdapat alun-alun dan kolam air mancur besar yang ditengah-tengahnya berdiri sebuah patung Lakipadada, seorang pejuang Tana Toraja. Beruntungnya saya di sini sedang diadakan gladi resik marching band dari para pelajar yang ada di Makale. Juga lomba panjat pinang meskipun hari kemerdekaan masih beberapa hari lagi


~kolam dengan patung lakipadada di pusat kota~



~gladi resik, persiapan agustusan~



~Rifa'i di salah satu sudut alun-alun~



~anak-anak toraja dalam keceriaan agustusan~



~salah satu hadiah~


Itinerary (untuk 2 orang) hari ke-3 :
Meal : Rp.100.000,-
Sewa motor untuk 8 jam : Rp.50.000,-
Penginapan Pondok Pelangi : Rp.125.000,-
Entry Kete Kesu dan Londa @Rp.5.000,- : Rp.20.000,-
Bensin : Rp.12.000,-
Total hari ke-3 : Rp.307.000,-

3 komentar:

justDoIt mengatakan...

mas tanya dunk..saya jg mau ke makasar dan tana toraja..
smpe makasar subuh banget..
enaknya langsung k toraja..atau jalan2 dulu di makasar / maros
trus di toraja ad sewa motor ya
makasih

justDoIt mengatakan...

Habis jalan2 di blognya mas.
saya rencanya jg mau ke makasar - toraja.
rencananya mendarat di makasar shubuh banget.
Nah enaknya setelah mendarat saya langsung k toraja atau jalan2 di makasar /maros terlebih dahulu.
Kemudian di toraja ada sewa motor ya
terima kasih

lifeofgie mengatakan...

mas igo...
maaf saya baru nengokin blog saya lagi..
mudah2an gk terlambat yah???
kl samapi makassar pagi enaknya mas igo jalan2 dulu ke maros. di depan terminal maros ada angkutan yang langsung menuju taman wisata bantimurung. setelah puas mengexplore bantimurung baru deh sore harinya mas igo menuju pool bis Litha yang lokasi berada ditengah-tengah antara bandara dengan pusat kota untuk melanjutkan perjalanan ke Tana Toraja. atau kalau mau cegat langsung disebrang terminal Maros saja. semoga membantu dan mohon maaf telat bacanya. kalau sudah berkeliling ditunggu yah ceritanya..