Minggu, 09 Agustus 2009

SOUTH SULAWESI ON TRIP 07 AGUSTUS s.d. ?? (bag.2 Dilema Toraja)

Syukurlah petugas bandara yang mengantar kami belum pergi. dia menunggu di luar terminal. rupanya dia memastikan apakah kami bisa berangkat ke toraja atau tidak karena sudah tidak ada angkutan kota di malam selarut ini. dia khawatir akan terjadi sesuatu pada kami. hingga akhirnya kembali kami diantar mencari penginapan terdekat.
penyesalan saya, saya tidak sempat menanyakan namanya. tetapi saya berdoa untuk kebaikannya.

jam 23.30 wita, saya check-in di hotel Transito Mandai di daerah Maros. tubuh saya sudah letih, mata saya sayu, belum lagi rasa lapar yang kian mendera. namun, lagi-lagi saya tertahan tidak dapat langsung beristirahat. di hotel ini sedang ada razia yang dilakukan oleh kepolisian setempat. beberapa wartawan terlihat ikut bersama mereka, mendokumentasikan para penghuni kamar setelah diperiksa identitasnya terlebih dahulu. dengan dalih datangnya bulan Ramadhan mereka melakukan razia ini. atau mungkin terkait dengan perburuan Noordin M.Top, dalang pengeboman di berbagai tempat di Indonesia dan yang terakhir di hotel J.W. Marriot dan Ritz Carlton sehubungan dengan janji kapolri akan meringkus teroris nomor satu tersebut sebelum 17 agustus. dengan terpaksa, saya harus menunggu di depan receptionist menanti prosesi razia selesai. sementara satu persatu kamar diketok, digeledah, diinterogasi dan difoto. uh, sampai kapan saya harus menunggu.

hampir 30 menit saya menunggu sambil terkantuk-kantuk dengan rasa jengkel yang belum hilang atas perselisihan saya dengan Rifa'i karena kejadian yang baru saja kami alami. namun razia di hotel ini belum juga selesai. mengerti akan kondisi kami, pimpinan operasi razia akhirnya mempersilahkan pelayan hotel untuk mengantar kami masuk ke kamar setelah menanyakan asal kedatangan kami. untunglah tidak ada interogasi dan pengambilan gambar. setidaknya kami tidak perlu menunggu waktu lagi untuk dapat beristirahat.

keesokan harinya, air asia memberi kabar bahwa penerbangan ke jakarta mundur hampir 2 jam yang berarti tiba di jakarta sekitar jam 00.00 wib. saya dan rifa'i kembali berselisih pendapat. saya tidak ingin memaksakan harus ke toraja dalam waktu sesingkat ini setelah gagal mendapatkan bis semalam. perjalanan ke toraja yang membutuhkan waktu paling cepat 8 jam tidak memungkinkan buat menjelajah tana toraja yang cukup luas. "Pay, kalo kita nekat pergi pagi ini paling cepet tiba di toraja sore hari. lantas apa yang mau dinikmati sore-sore disana sementara besok pagi kita sudah harus kembali ke makassar untuk mengejar pesawat malam harinya ke jakarta? gw nggak mau mengorbankan waktu yang berharga ini hanya untuk ngikutin kemauan loe yang nggak masuk akal. gw gagal ke bantimurung, nggak bisa keliling makassar,hanya capek doang di toraja".

perdebatan masih terus berlangsung, bahkan setelah kami check-out dari penginapan. tidak tahu harus pergi kemana, kami hanya berdiri di depan penginapan di pinggir jalan poros maros - makassar. sebenarnya saya juga ingin sekali pergi ke tana toraja tepatnya ke rantepao. tetapi tidak dengan waktu sesingkat seperti ini.

"Pay, oke.. kita pergi ke toraja tetapi dengan catatan tiket balik diundur hari rabu. gw ambil cuti 3 hari. itupun kalau air asia tidak membebankan selisih harga.tetapi kalo dibebankan biaya lagi, gw nggak mau. lebih baik kita pisah tujuan. terserah loe mau kemana, kalau gw seperti rencana semula, pergi bantimurung sesudah itu bermalam di sekitar pantai Losari makassar". kemudian saya menelpon kantor pusat air asia di jakarta untuk me-retime kepulangan saya. dan perubahan jadwal saya disetujui. sebenarnya dalam keadaan normal, jika ingin merubah jadwal penerbangan dan ada selisih harga, maka kita harus membayar selisih harga ditambah biaya perubahan jadwal. tetapi karena adanya pemberitahuan delay dari pihak air asia, terlebih tiba di jakarta dini hari, saya tidak dikenakan biaya tambahan. kini giliran rifa'i yang panik, setelah saya menyetujui permintaannya. karena dengan menunda kepulangan saya, maka kami harus berpisah esok hari. saya masih menetap di toraja, sementara pagi-pagi sekali ia harus balik ke makassar, kembali ke jakarta malam harinya.

diterminal daya, tempat yang kami datangi semalam, suasananya berbeda 180 derajat. begitu turun dari "pete-pete", sebutan angkutan kota di daerah ini, kami langsung dikerubuti puluhan calo yang menanyakan tujuan kami. pemandangan yang mewarnai hampir disetiap terminal luar kota negeri ini. dengan perangai yang buruk, menarik-narik tas bawaan kami setengah memaksa harus ikut dengan mereka. saya tidak memperdulikan mereka, terus berjalan kedalam terminal sambil mempertahankan tas bawaan saya. setiba diruang tunggu, "pay, tunggu disini dulu. gw cari loket bis yang ke toraja".

saya masih didepan loket penjualan tiket bis Litha. ketika hendak memesan tempat duduk yang tinggal tersisa beberapa kursi lagi, tiba-tiba rifa'i menelpon saya dan memberitahukan bahwa ia ditawari calo terminal naik kijang inova dengan membayar 100 ribu perorang. awalnya saya menolak, sebelumnya saya sudah ditawari terlebih dahulu oleh calo tersebut. tidak jelas kapan akan berangkat karena baru ada 2 penumpang didalam inova tersebut dan sekarang sudah jam 10.30 siang, sementara bus Litha berangkat jam 13.00 dan lebih murah 30 ribu rupiah. jika berangkat dari makassar jam 13.00, paling cepat tiba di toraja jam 20.00. sementara "travel" inova tidak ada kepastian berangkat. kembali terjadi perdebatan diantara kami. lagi dan lagi akhirnya saya mengalah. biarlah saya menurut kemauannya, tidak ada ruginya bagi saya. kamipun menunggu "travel" penuh, entah sampai berapa lama. biarlah rifa'i senang atas keputusan ini. atau merasa bersalah, saya tidak tahu...

1 komentar:

indrakumkum mengatakan...

lanjutannya donk oom...sekalian pict-nya yang keren2...