Selasa, 25 November 2008

UJUNG GENTENG 14 S.D. 16 NOPEMBER 2008 BAG.I


pantai depan villa pak koboy


villa pak koboy, lokasi tempat menginap




pantai sunrise



tempat pelelangan ikan




Ini kali kedua perjalanan saya ke daerah ujung genteng. sebelumnya dibulan yang sama, dua tahun lalu, bersama sepuluh kawan saya melakukan touring ke tempat ini. Kali ini kami bersembilan, Saya, Herbud, Bang Doel, Adi X-ten, Rafik, Wachyoe, Patrick, Fadli dan Iwan menggunakan 2 mobil kantor, kijang kapsul dan Panther. Plus ditambah Pak Indra dan keluarga dengan terios-nya.


Jumat, 14 nopember 2008 pukul 11.00 malam, kendaraan yang kami tumpangi mulai menembus jalanan ibukota. Rest area sentul adalah meeting point kami dengan pak indra, sebelum melanjutkan perjalanan ke tujuan utama kami, ujung genteng. Dibayangi purnama yang sudah sempurna semalam, ini akan menjadi road trip yang cukup menguji nyali karena karakter dan kontur jalan yang menantang sepanjang perjalanan ditambah dengan hanya mengandalkan sisa-sisa tenaga yang ada setelah seharian bekerja dan belum sempat beristirahat sebelumnya.

Hmm, benar saja. Memasuki daerah pelabuhan ratu rasa kantuk saya tak tertahankan. Begitupun dengan bang doel yang mengendarai kendaraan yang saya tumpangi. Sempat kendaraan kami lepas kontrol sehingga beberapa kali keluar dari jalur. Tak terbayang jika perjalanan kami cukup hanya sampai disini...
Berbagai cara sudah saya coba agar bisa bertahan dari rasa kantuk. Dengan menampar pipi saya, memencet ujung telinga, atau mencoba bernyanyi. Cara yang terakhir ini sedikit ampuh untuk menhilangkan rasa kantuk sang sopir, bang Doel. kebetulan saya bertugas sebagai navigator yang duduk bersebelahan dengan sopir. Secara saya dilahirkan bukan ditakdirkan sebagai penyanyi yang memiliki suara jauh dari pas-pasan sangat mujarab untuk menghilangkan kantuk bang doel. Karena ia tidak terlena dengan lgu yang saya bawakan, bahkan cenderung mual malah…

“jier, pak Indra kasih lampu sign kiri terus, ada apa ya?” saya mendapat sms dari adi x-ten yang berada di mobil panther ketika melintasi daerah pelabuhan ratu – surade. Saat itu pukul 03.00. kendaraan pak indra berada diantara kendaraan saya dan adi x-ten. Kamipun mencari tempat untuk berhenti.

“aduh, gak tahan saya. Ya ngantuk, ya kebelet juga…” kata pak Indra begitu kami menemukan tempat untuk beristirahat sejenak sambil berlalu mencari tempat yang leluasa untuk membuang hajat kecilnya.

Memang sepanjang perjalanan selepas simpang cibadak hingga desa surade jalan yang dilalui cukup mnguji nyali. Melintasi alas yang sepi, Jalan yang berbukit2, berliku dengan jurang yang mengitip di kanan kiri jalan mewarnai hampir separuh lebih perjalanan.

Tapi tatkala mentari mulai menerangi sisa perjalanan ini, sepertinya perjuangan kami terbayarkan. Pegunungan hijau dan kebon teh yang beraturan bak taman labirin menyegarkan mata menghadang kami sepanjang perjalanan selepas daerah jampang kulon menuju surade.

(bersambung)








Selasa, 18 November 2008

tak perlu ada judul.

liat saja......

Rabu, 12 November 2008

PULAU PRAMUKA 30 - 31 AGUSTUS 2008 (PART II)









IT"S TIME TO SNORKELING...
antara pulau pramuka dengan pulau karya terdapat tambak budi daya ikan bandeng. dengan perahu ojek kami menuju kesana. per orang dikenakan 3.000 rupiah. hmm cukup murah juga...
terdiri dari jaring2 terapung yang dikeliling semacam jembatan kayu yang berfungsi juga sebagai penghubung antara jaring yang satu dengan yang lain. terapung karena ditopang oleh drum2 yang terbuat dari plastik. terombang-ambing kami sewaktu berkeliling di area ini. cukup mengasyikan buat saya.

ada banyak jaring terapung disini. tiap2 jaring diisi ikan bandeng dengan ukuran yang sama. mulai dari yang kecil (nener) hingga yang siap panen. kebetulan, saat itu waktunya pemberian makanan. satu jaring mendapat jatah 1 karung besar makanan, semacam pelet. begitu makanan dilemparkan ke jaring dihadapan saya berdiri, bandeng2 yang cukup besar mengagetkan saya. mereka saling berebutan, berlompatan dengan jumlah yang sangat banyak muncul dari bawah permukaan. rupanya jaring didepan saya ini berisi bandeng yang sudah siap panen. ukurannya sangat besar. belum pernah saya melihat sebelumnya dengan ukuran bandeng sebesar itu. tidak sampai lima menit menu yang disajikan habis tak bersisa.

waktunya kembali ke base camp, pulau pramuka. perahu ojek yang tadi mengantar kami sudah menunggu didermaga. tempat budi daya ini sebenarnya bukan "jalur reguler" perahu ojek, jadi harus buat perjanjian dulu untuk menjemput kembali kesini. kalau tidak jangan harap ada perahu ojek yang melintas disini kecuali jika sedang mengantar para pengunjung seperti kami.

ditengah perjalanan menuju pulau pramuka, pengemudi perahu ojek menawarkan untuk mengantar kami ke pulau semak daun. "disana bisa berkeliling pulau, berenang, snorkeling, atau sekedar menyeburkan kaki di pantai yang berpasir putih", katanya. entah apakah cukup waktu untuk melakukan itu berhubung hari sudah sore. jam 15.30 sekarang. pak Indra menyetujui setelah sebelumnya tawar menawar harga. 150.000 rupiah, deal.

setelah merapat didermaga pulau pramuka, kami langsung kembali ke villa untuk menyewa peralatan snorkeling. 30.000 rupiah satu set lengkap. tak banyak waktu, jika ingin berlama2 di pulau semak daun, kami harus bergegas.

perlahan perahu yang kami sewa meninggalkan dermaga p. pramuka. melewati lokasi budi daya ikan bandeng yang telah dikunjungi sebelumnya. kemudian pulau karya yang bersebelahan dengan pulau panggang. pulau karya lebih kecil dari pulau pramuka, tapi ada bagian dipulau ini yang berpasir putih bersih. perahu melintas diantara panggang dan karya. mungkin hanya 100 meter jarak kedua pulau itu.

semak daun, entah mengapa dinamakan demikian. mungkin karena pulau ini tak berpenduduk hingga banyak semak dan daun-daun kering berserakan memenuhi pulau ini.

waktunya merapat didermaga pulau semak daun. tidak ada pengunjung lain disini selain kami. pulaunya kecil, mungkin tidak sampai 10 menit mengelilingi pulau ini. bersih, dikelilingi pantai berpasir putih dengan air laut membiru. ternyata analisa saya salah tentang pulau semak daun.

terumbu karang berwarna warni, rumput laut yang melambai, beragam aneka ikan kecil mungil menari2 didepan mata membuat saya terlena berlama-lama bersnokeling hingga baru saya sadari tinggal saya sendiri berendam setengah menyelam di pantai ini. sementara yang lain sudah berada di atas dermaga. mau tak mau saya harus menyudahinya.

di atas dermaga, ternyata ada aktivitas lain disana. Pak Indra, Adi Cach, Patrick, dan Wachyoe secara bergantian melompat dari atas dermaga untuk kemudian terjun ke laut. Herbud dan Adi X-ten sibuk mendokumentasikan aksi-aksi seru mereka. lucu, asyik, seru membuat saya tak mau ketinggalan mengikuti aksi-aksi mereka.

waktunya saya mencoba. dengan gaya yang sedikit ekstrim saya meloncat salto ke udara dan terjun ke laut. BYURRR... punggung saya jatuh terlebih dahulu kemudian diikuti seluruh tubuh saya. punggung saya terasa panas, lumayan sakit.

pelajaran pertama : jangan sekali-kali melakukan aktivitas yang ekstrim jika sebelumnya belum pernah melakukannya apalagi tanpa pemanasan...

tapi itu tidak mampu membuat saya menghentikan keseruan ini. secara bergantian kami mengulang aksi-aksi tersebut terjun secara bersamaan hingga tak terasa matahari sudah semakin condong ke barat.

saatnya kembali ke base camp, pulau pramuka.........
bayang-bayang matahari yang hampir tenggelam membelakangi perahu kami dalam perjalanan. tiba-tiba kami kembali dikejutkan oleh sepasang lumba-lumba yang muncul dari bawah permukaan laut tepat disamping saya duduk. seakan hendak mengajak saya bermain, mereka terus saling berlompatan, timbul dan tenggelam dan akhirnya perlahan menjauh hingga menyelam kembali ke dalam lautan.
senja semakin memerah keemasan....
pulau pramuka
pulau semak daun
lumba-lumba...
akan menjadikan langkah kaki ini semakin mensyukuri kebesaran Illahi

Senin, 10 November 2008

pulau pramuka 30 - 31 agustus 2008






















Terlintas tak ada yang istimewa dengan nama pulau ini. apalagi lokasinya yang tak jauh dari kota jakarta yang tentunya telah tercemar oleh polusi. itu yang ada dalam benak saya sewaktu dalam perjalanan menuju kesana bersama beberapa teman kantor beberapa waktu lalu.


ATRAKSI LUMBA LUMBA DI LAUT LEPAS

pukul 06.00 wib saya, Pak Indra, Herbud, Adi X-ten, Adi Cach, Wachyoe, dan Patrick sudah berkumpul di depan Citraland Grogol jakarta barat untuk bertolak ke Muara Angke dengan menggunakan angkot merah yang berada di seberang Citraland. sama dengan kebanyakan angkot di jakarta, rupanya para sopir angkot ini tidak mau kehilangan rejekinya seperakpun. angkot baru berangkat kalau sudah penuh. sementara kami harus sudah tiba dipelabuhan muara angke setidaknya sebelum jam 06.30 agar tidak ketinggalan kapal yang menuju ke P. pramuka. jumlah kami sudah 7 orang berarti tinggal menunggu 4 orang lagi agar angkot ini bisa jalan, 2 orang penumpang sudah berada didalam. akhirnya setelah menunggu sekian lama angkotpun berangkat dan berhubung masih pagi hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk tiba di pel. muara angke.

ada dua kapal yang melayani rute menuju P. Pramuka. waktu keberangkatannyapun berselang tidak terlalu lama. kapal yang pertama berangkat pukul 06.30 sementara yang kedua 15 menit kemudian. harga perpenumpang 30 ribu rupiah. entah apakah dihari biasa keduanya beroperasi atau hanya satu saja. karena kapal yang pertama sudah terisi penuh, akhirnya kami naik kapal yang kedua. Pak Indra menyarankan agar kami naik di atas dek kapal bagian depan. pagi hari yang tidak panas dan dapat melihat laut lepas, itu alasannya. ide yang bagus, sudah lama saya tidak menaiki perahu atau kapal laut.

kapal baru berlabuh sekitar pukul 07.00 dari pel. muara angke. entah apa yang ditunggu oleh sang nahkoda. para penumpang sudah terlihat penuh menempati tiap2 sudut ruang kapal yang tersisa. mungkin pula sang nahkoda tak mau kehilangan seraup rejeki seperti sang sopir angkot merah pagi tadi. secara ini adalah akhir pekan yang tentunya ramai oleh para pelancong yang menuju ke p. pramuka plus kapal ini adalah kapal terakhir untuk jadwal hari ini. saya tidak bisa membayangkan sampai ngaret berapa lama jika terjadi dihari biasa yang tentunya sepi penumpang. ya, begitulah budaya kita...

2,5 jam kami berada di atas kapal. melihat laut lepas yang begitu tenang tak berombak ganas. bagaikan berada diatas gel atau semacam agar2 raksasa. hanya riak2 kecil yang datang menyambut kami. entah lagi musim angin apa bulan ini sehingga tidak ada ombak besar menyapa. sesekali ada beberapa ikan terbang saling berlompatan, burung2 elang laut dan camar yang siap menghujamkan cakarnya ke dalam laut untuk memangsa ikan yang terlihat dari penglihatannya. sekawanan ikan lumba2 mungkin berjumlah 5 atau 6 ekor tampak dari kejauhan datang menghampiri kapal yang kami tumpangi. sungguh ini mengingatkan kepada saya sewaktu bepergian ke P. Karimun Jawa 2 atau 3 tahun yang lalu. rupanya disekitaran kep. seribu ini masih bisa dijumpai hewan mamalia ini meskipun lokasi kepulauan ini tidak jauh dari jakarta yang notabene sudah terkontaminasi oleh limbah industri dan polusi.

sempat turun hujan yang membuat sedikit panik karena posisi berada diatas dek terbuka sementara sudah tidak ada tempat lagi untuk masuk ke bagian kapal yang terlindungi oleh kain terpal, apalagi masuk ke dek bagian bawah kapal yang sudah terisi penuh dengan manusia dan barang2 yang dibawa oleh mereka termasuk bahan2 keperluan pokok sehari2. tak lama hujan berangsur berhenti sesaat sebelum tiba di P. Pramuka. setidaknya baju kami tidak kuyup kebasahan.

di villa delima kami menginap. harga sewa pervilla 350.000 rupiah. lokasinya masih di areal dermaga pulau. dengan view menghadap ke pantai. tapi sayang antara garis pantai dengan laut lepas dibatasi tanggul beton yang dibuat untuk menghindari abrasi yang sekarang ini mengancam banyak pulau. mungkin karena pemanasan global sehingga dari tahun ke tahun air laut bertambah naik. entah apa yang terjadi sekitar 10 atau 20 tahun mendatang. masihkah ada pulau pramuka bahkan gugusan kepulauan seribu atau sudah lenyap diperairan tanah air ini.

ah sudahlah, bukankah ini waktunya bersenang-senang...
PRAMUKA ISLAND ON WALK...
Saatnya berkeliling pulau. dengan kamera yang sudah ditangan kami siap berkeliling. tak mau kehilangan moment tentunya. Herbud dengan kamera kodak Z812-nya, Adi X-ten dengan kamera Nikon D40, dan wachyoe dengan kamera saku biasa. sementara saya selalu tak ketinggalan handycam JVC yang siap merekam segala moment yang menarik.
luas pulau pramuka kurang lebih sekitar 9 ha. merupakan salah satu pulau yang berada dalam gugusan kepulauan seribu. beragam etnis yang mendiami pulau ini. sebagain besar keturunan suku Bugis, namun ada pula yang berasal dari Tangerang bahkan Jakarta. tak peduli dari suku mana nenek moyang mereka berasal, namun yang jelas mereka menjuluki diri mereka sendiri sebagai orang pulau. mungkin sebagai wujud kecintaan mereka terhadap pulau yang mereka diami hingga beranak pinak.
boleh dibilang sarana dan prasarana di pulau ini sangat memadai mulai dari masjid besar, rumah sakit, sekolah, tempat pelelangan ikan, hingga villa atau penginapan jenis lainnya. warung makan disinipun tak sulit dijumpai. dengan hidangan yang beragam, tentunya dengan ikan sebagai menu utamanya. kisarannya harganya mulai dari 5.000 hingga 8.000 rupiah untuk sepiring nasi komplit dengan lauk pauknya.
dipulau ini terdapat lokasi pelestarian penyu sisik yang populasinya saat ini sudah sangat berkurang. disini terdapat banyak tukik, anak penyu dengan berbagai ukuran yang ditempatkan kedalam semacam wadah besar dengan jumlah sekitar 6 wadah. tiap2 wadah ditempatkan tukik2 dengan ukuran/usia yang sama. ada yang menarik perhatian saya saat melihat kedalam wadah yang posisinya persis di samping pintu masuk lokasi pelestarian ini. ada penyu dengan ukuran yang cukup besar dengan tempurung yang tidak normal. normalnya tempurung penyu adalah berbentuk bulatan ke atas atau cembung tapi ini kali lain tempurung penyu ini cekung kedalam. cukup memprihatinkan melihatnya. tampaknya cacat sejak lahir.
belakangan baru tahu, setelah menyaksikan acara tv baru baru ini, bahwa penyu tersebut adalah korban limbah laut dari kapal yang tenggelam beberapa tahun silam diperairan sekitar pulau pramuka hingga akhirnya ditemukan penduduk setempat dan dirawat hingga sekarang. penyu yang malang...
pulau-pulau yang jaraknya berdekatan dengan pulau pramuka diantaranya adalah pulau panggang yang cukup ramai penduduknya, pulau karya sebagai sentral pemakaman massal dan pulau tak berpenghuni semak daun. untuk menuju ke pulau2 ini, terdapat banyak perahu ojek di dermaga.