Selasa, 18 Agustus 2009

SOUTH SULAWESI ON TRIP 07 AGUSTUS s.d. ?? (bag.3 Sopir Travel Nomor Wahid)

Sengaja saya duduk terpisah dengan rifa'i untuk mengindari kemungkinan terjadinya perselisihan susulan. saya duduk didepan, sementara dia dibagian paling belakang bersama dua penumpang lainnya. sambil menunggu penumpang lain, sayapun diminta calo untuk membayar dimuka. tak ingin berpusing-pusing dan beredebat lagi langsung saya berikan uang 200 ribu rupiah kepada calo tersebut. meskipun saya tahu hanya kami berdua yang dimintakan ongkos terlebih dahulu. saya tidak ingin membuat perjalanan saya bertambah kacau lagi meskipun rasa kesal saya belum juga hilang.

matahari tepat diatas kepala ketika "travel" kijang innova meninggalkan terminal daya, makassar.

menyusuri jalan raya poros makassar - maros - Pare-pare yang sedang dalam pengerjaan pelebaran dan peninggian jalan hingga sering kali ruas jalan yang seharusnya digunakan untuk satu arah dipaksa menjadi dua arah. debu dan pasir material yang beterbangan memaksa masuk kedalam kendaraan "travel" yang tak ber-AC. dalam keadaan begini, sang sopir terus memacu pedal gas dan terus berusaha menyalip kendaraan didepannya meskipun harus menggunakan lajur berlawanan yang cukup padat. ulah sang sopir yang mengendarai kendaraan terlampau "lihai" bahkan seringkali hampir lepas kendali hingga tak sedikit pengguna jalan lain yang terlihat jelas mengumpat dan mengepalkan tangan kearah kami.

Hey, ini bukanlah travel biasa seperti layaknya travel di pulau jawa yang memperhatikan kenyamanan dan keamanan penumpangnya. saya menganggap travel ini adalah angkot antar kota yang dibaluti oleh nama beken kijang "innova". tapi anehnya tidak satupun penumpang yang mengeluhkan "keahlian" sang sopir. apa memang semua travel seperti ini? tetapi jika saya perhatikan travel lain yang melintas meskipun kencang, tetapi tidak kesetanan seperti yang saya tumpangi.

OOps.. cukup sudah penderitaan saya hari ini, biarlah nyawa ini saya serahkan kepada Tuhan dan sang sopir. apapun yang terjadi nantinya, akan saya nikmati sisa perjalanan ini. sementara travel dengan kecepatan diatas 100 km/jam terus melaju diantara debu dan pasir yang berterbangan melintasi pesisir rawa-rawa dan rumah-rumah penduduk berbentuk rumah panggung. bukit2 hijau berbatu tampak gagah menghadang jalan kami dikejauhan. hingga akhirnya mata saya tidak kuat lagi menahan kantuk...


BRAKKKK!! tubuh saya hampir jatuh menyentuh aspal. kantong plastik berisikan makanan yang saya selipkan disisi pintu terjatuh, tercecer dijalanan. saya masih setengah tersadar dari tidur ketika sang sopir membuka pintu disamping saya dan mengatakan sesuatu kepada saya.

"Maaf mas, geser sedikit ke kanan. ada penumpang". saya masih memulihkan kesadaran ketika sesosok ibu bertubuh gemuk dengan membawa tas besar dan sebuah keranjang kue menghampiri saya dan duduk menjempit saya diantara tubuhnya dan tempat perseneling. WHATTS!!??? apa-apaan ini, dalam sejarah kehidupan saya belum pernah saya tahu yang namanya trayek antar kota bisa menaikkan dua penumpang dikursi depan. terlebih menggunakan kijang innova. saya sempat sewot sambil menoleh kebagian belakang untuk mempertanyakan kenapa tidak naik saja dibelakang, dan ternyata dibelakang sudah terisi tujuh orang. sayapun tidak bisa berkata-kata lagi, pasrah dan berkata dalam hati, "puas ya loh Rifa'i!!".


2 jam saya berjuang dalam penderitaan ini. badan saya sudah remuk. seindah apapun pemandangan yang didepan mata tetap tak bisa menghibur saya yang sudah keram disekujur tubuh. saya sudah tidak berdaya lagi menahan "kekuatan besar" si ibu disebelah saya. ketika akhirnya beliau turun didesa kecil selepas kota pare-pare. wuahh...lega rasanya, seakan menyelam didasar air menahan nafas bermenit-menit lamanya dan akhirnya bisa kembali ke permukaan dan bernafas kembali. tetapi, oh tidak...!!! dihadapan saya, di depan sana kembali seorang wanita mengulurkan tangannya isyarat akan menumpang di kendaraan ini. dan berarti saya harus berbagi kursi lagi. Ah...waktunya menyelam kembali jier...

Syukurlah, wanita muda ini cukup langsing sehingga saya masih bisa leluasa duduk meskipun masih saja terasa sempit. hari semakin sore ketika kendaraan kami mulai melintasi hutan dan perbukitan hingga tiba disebuah desa kecil seorang kakek berusaha menghentikan kendaraan kami. entah sang sopir berbicara apa kepada si kakek sambil memperlambat laju kendaraan namun masih berjalan hingga akhirnya kembali memacu kembali pedal gasnya. lima puluh meter meninggalkan kakek tua, kendaraan tiba-tiba berhenti. sopir travel turun dari mobil, entah apa yang dilakukannya. sementara kami menunggu dan menerka apa yang terjadi. dan tiba-tiba seorang kakek tua yang berusaha menghentikan mobil tadi sudah berada dipintu sopir. saya tidak mengerti bahasa yang mereka gunakan dan seketika kakek tadi naik dibangku sopir yang disusul oleh si sopir tadi.

saya tersenyum sendiri. sekarang saya duduk berempat dibagian kursi depan kijang innova bersama wanita muda langsing dan sopir yang berbagi bangku dengan si kakek. tidak ada yang protes dari para penumpang. sementara saya ragu untuk menegur sopir takut kalau keadaan ini sesuatu yang wajar terjadi disini. mereka hanya tersenyum dan berbicara dengan bahasa daerah yang tidak saya mengerti. ini benar2 gila pikirku. mereka dapat tersenyum, bahkan sang kakek "ajaib" sempat-sempatnya bersenda gurau dengan sopir sementara kendaraan dengan kecepatan tinggi terus melintasi hutan dan gunung yang berliku dengan maut yang siap mengancam. beberapa kali sang sopir kesulitan ketika berusaha ganti perseneling ketika menghadapi tanjakan curam.

pesona dan eksotisnya gunung nona di kabupaten enrekang yang kesohor tidak menarik perhatian saya. semua terkalahkan oleh apa yang terjadi didalam kendaraan ini. bersebelas didalam sebuah kijang innova menempuh ratusan kilometer. saya seakan mati rasa. entah kaki saya dimana, badan saya juga dimana, beradu lengan dengan kakek karena memang setengah tubuh kami tidak berpenyangga. sementara paha kanan saya sebisa mungkin saya pertahankan agar tidak terlalu menekan batang perseneling yang bisa berakibat fatal...

sungguh, sebuah pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan seumur hidup saya.

Tidak ada komentar: