Rabu, 19 Agustus 2009

SOUTH SULAWESI ON TRIP 07 AGUSTUS s.d. ?? (bag.4 Akhir Dari Penderitaan)

Memasuki kabupaten tana toraja, malam berselimut dingin menyambut kami. jam delapan malam lebih akhirnya tiba juga di Rantepao, Tana Toraja. letih seharian dengan segala pederitaan yang saya alami. saya dan rifa'i mencari penginapan murah. berjalan kaki menyusuri kota yang meskipun kecil namun masih terlihat ramai. di salah satu sudut kota terlihat bangunan dengan bentuk rumah adat toraja. Penginapan Tana Bua. tidak pikir panjang saya langsung masuk kedalam.

Harganya 100 ribu permalam tanpa breakfast. Dengan fasilitas kamar mandi dalam dan kipas angin. tanpa peralatan mandi. dan satu yang krusial, colokan listrik. Sudah saya cari ke segala sudut kamar, menggeser ranjang tempat tidur dan meja. Tidak saya temukan. padahal baterrai hp saya sudah nyaris mati. Pantas... saya perhatikan tadi banyak truk pengangkut barang yang parkir di area ini. Kemungkinan penginapan ini adalah tempat transit sopir-sopir truk pengangkut barang yang kemalaman atau kelelahan untuk melanjutkan perjalanan ke Makasar atau ke arah utara hingga menembus sampai propinsi Sulawesi Utara. Karena kabupaten Tana Toraja berada dijalur Trans Sulawesi. Sehingga fasilitas penginapan hanya seadanya. Hanya untuk tidur dan mandi.

Malas mencari tempat lain yang belum tentu lebih murah dari ini, terpaksa kami memutuskan bermalam disini. Sebenarnya saya sudah ada daftar penginapan murah yang di rekomendasikan teman2 milist indobackpacker. Tetapi kami sudah kelelahan. Biar besok saja saya mencari penginapan yang lain. Toh besok pagi Rifa'i sudah kembali ke Makassar dan saya masih disini selama beberapa hari.

"Dah puas kan jalan2nya keliling toraja?!" sindir saya kepada Rifa'i saat berjalan menikmati malam di kota ini setelah tadi sempat membersihkan diri di penginapan.

"Besok pagi-pagi, lu dah harus balik lagi ke Makassar. karena pesawat pulang ke jakarta besok malam. kalau gw masih beberapa hari lagi disini. gw mau liat pemakaman yang ada di tebing batu, komplek rumah adat toraja, pokoknya keliling Tana Torajalah..." tambah saya yang membuat dia tersenyum kecut.


"gue cuti jugalah! telponin Air asia dong No, ubah jadwal terbang gue?!"

Aha!! gue tertawa lepas ketika mendengar perkataan itu dari mulutnya. tertawa bukti kemenangan gue dari keegoisan dan kepala batunya Rifa'i.

"itulah, akibat kepala batunya loe tuh!! coba pagi tadi loe ngomong gitu. kan bisa keliling Makassar dulu Pay, baru malamnya kesini. Bisa memanfaatkan waktu biar nggak terbuang percuma, bisa hemat duit karena kita tidur di bis. Nggak perlu nginep di hotel yang tetanggaan ama sopir-sopir truk. nggak ada colokan listrik lagi. Gw gak mau rubah jadwal penerbangan lu. Lu sendiri aja yang telpon. Sekalian pelajaran buat tuh sikepala batu!".

Begitulah perjalanan panjang kami hingga akhirnya sampai juga di toraja. Meskipun Rifa'i merubah jadwal penerbangannya ke Jakarta, tetapi sehari lebih awal dari jadwal saya.

Keesokan harinya pagi-pagi sekali saya mencari penginapan yang ada dalam daftar yang saya bawa. Pondok Pelangi. Sebuah homestay yang sudah terkenal dikalangan backpacker. Tidak saja tamu lokal, tetapi sampai mancanegara dan tercatat dalam Lonely Planet, panduan para backpacker menjelajahi dunia dengan biaya murah. Bersyukurnya saya karena tinggal 1 kamar yang tersisa, sementara kamar-kamar yang lain sudah terisi oleh para backpacker dari eropa. Perkamar dikenakan 125 ribu rupiah termasuk snack dan sarapan pagi. Terdiri dari 3 single bed. cukup nyaman, bersih dan luas. Dan yang penting, ada colokan listriknya. Serasa hidup ini tersambung kembali.

Sekarang waktunya berkeliling Tana Toraja..


Itinerary (untuk 2 orang) s.d. hari ke-2 :
Tiket pesawat Air Asia Jkt-Mksr pp (+ airpottax) : Rp. 550.000,-
Transport ke hotel : Rp.50.000,-
Penginapan Transito Manday : Rp.100.000,-
Sarapan : Rp.15.000,-
Travel Kijang ke Toraja : Rp.200.000,-
Makan Siang dan malam : Rp. 60.000,-
Penginapan Tana Bua Toraja : Rp.100.000,-
Total s.d. hari ke-2 : Rp. 1.075.000,-

Tidak ada komentar: