Minggu, 06 Desember 2009

Pesisir Pantai Wonosari Gunung Kidul

08 Nopember 2009

Aku terbangun oleh deringan janji semalam
Setengah lima pagi yang mengantar kepergian bersama dingin menyapa
Disana…
Pantai indah nan menawan telah menantimu, katanya
Disana…
Di negeri tanah gersang

Kusapa angin yang terus membelai mesra rambutku
Diatas empat roda yang menembus pagi
Diantara jalan yang berliku
Diantara bukit-bukit tandus

Lihatlah negeri ini, katanya…
Pernah kau bayangkan sebagai mereka
Berjalan kiloan meter demi sumber kehidupan
Peluh keringat yang tercipta demi setetes mata air
Tidak menyerah dengan nasib yang terlahir


Kuinjakkan kaki di negeri ini
Dapat kurasakan desah nafas berat mereka
Mengais kumpulan nyawa yang terseok
Di antara celah-celah batu cadas
Di antara gersangnya bukit-bukit tandus

Kuinjakkan kaki di negeri ini
Bersama takjub semangat mereka
Berjuang mengubah citra diri
Di antara karang-karang tajam
Dan ganasnya samudera sang Ratu Kidul

Kuinjakkan kaki di negeri ini
Disini…
Di surga yang tersembunyi…





 
pantai wulandari, mengais rejeki demi hidup

 
pondokan di pantai wulandari


 
pantai wulandari-sundak


 
tempat bersantai dipantai wulandari


 
diantara 2 karang besar pantai krakal



 
menikmati keindahan pantai krakal


 
nice view


 
nemo is back!! for sale in kukup beach


 
pantai kukup dengan tebing-tebing karang


 
view pantai kukup dari atas bukit


 
pak tua dan dagangannya


 
menunggu penglaris


 
ibu tua dengan tirai kerang yang ditawarkan



 
rujak lotes, penyambung hidup sang ibu


 
menunggu dan menikmati pemandangan


 



 
kios penjualan souvenir di pantai kukup


 
pasar ikan di pantai baron


 
pemandangan pantai baron dari atas bukit


 
salah satu sisi pantai baron


 
jasa penyewaan ban dipantai baron

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Teringat ketika aku membujukmu untuk ikut kuliah. Kamu bilang 'aku ga cocok dengan apa yang kamu cari'. Ternyata tempat kerjamu juga tidak cocok dengan jiwamu. Kamu kerja ditempat yg salah....potensimu terkurung oleh rutinitas birokrasi.....wahai pujangga