Senin, 10 November 2008

pulau pramuka 30 - 31 agustus 2008






















Terlintas tak ada yang istimewa dengan nama pulau ini. apalagi lokasinya yang tak jauh dari kota jakarta yang tentunya telah tercemar oleh polusi. itu yang ada dalam benak saya sewaktu dalam perjalanan menuju kesana bersama beberapa teman kantor beberapa waktu lalu.


ATRAKSI LUMBA LUMBA DI LAUT LEPAS

pukul 06.00 wib saya, Pak Indra, Herbud, Adi X-ten, Adi Cach, Wachyoe, dan Patrick sudah berkumpul di depan Citraland Grogol jakarta barat untuk bertolak ke Muara Angke dengan menggunakan angkot merah yang berada di seberang Citraland. sama dengan kebanyakan angkot di jakarta, rupanya para sopir angkot ini tidak mau kehilangan rejekinya seperakpun. angkot baru berangkat kalau sudah penuh. sementara kami harus sudah tiba dipelabuhan muara angke setidaknya sebelum jam 06.30 agar tidak ketinggalan kapal yang menuju ke P. pramuka. jumlah kami sudah 7 orang berarti tinggal menunggu 4 orang lagi agar angkot ini bisa jalan, 2 orang penumpang sudah berada didalam. akhirnya setelah menunggu sekian lama angkotpun berangkat dan berhubung masih pagi hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk tiba di pel. muara angke.

ada dua kapal yang melayani rute menuju P. Pramuka. waktu keberangkatannyapun berselang tidak terlalu lama. kapal yang pertama berangkat pukul 06.30 sementara yang kedua 15 menit kemudian. harga perpenumpang 30 ribu rupiah. entah apakah dihari biasa keduanya beroperasi atau hanya satu saja. karena kapal yang pertama sudah terisi penuh, akhirnya kami naik kapal yang kedua. Pak Indra menyarankan agar kami naik di atas dek kapal bagian depan. pagi hari yang tidak panas dan dapat melihat laut lepas, itu alasannya. ide yang bagus, sudah lama saya tidak menaiki perahu atau kapal laut.

kapal baru berlabuh sekitar pukul 07.00 dari pel. muara angke. entah apa yang ditunggu oleh sang nahkoda. para penumpang sudah terlihat penuh menempati tiap2 sudut ruang kapal yang tersisa. mungkin pula sang nahkoda tak mau kehilangan seraup rejeki seperti sang sopir angkot merah pagi tadi. secara ini adalah akhir pekan yang tentunya ramai oleh para pelancong yang menuju ke p. pramuka plus kapal ini adalah kapal terakhir untuk jadwal hari ini. saya tidak bisa membayangkan sampai ngaret berapa lama jika terjadi dihari biasa yang tentunya sepi penumpang. ya, begitulah budaya kita...

2,5 jam kami berada di atas kapal. melihat laut lepas yang begitu tenang tak berombak ganas. bagaikan berada diatas gel atau semacam agar2 raksasa. hanya riak2 kecil yang datang menyambut kami. entah lagi musim angin apa bulan ini sehingga tidak ada ombak besar menyapa. sesekali ada beberapa ikan terbang saling berlompatan, burung2 elang laut dan camar yang siap menghujamkan cakarnya ke dalam laut untuk memangsa ikan yang terlihat dari penglihatannya. sekawanan ikan lumba2 mungkin berjumlah 5 atau 6 ekor tampak dari kejauhan datang menghampiri kapal yang kami tumpangi. sungguh ini mengingatkan kepada saya sewaktu bepergian ke P. Karimun Jawa 2 atau 3 tahun yang lalu. rupanya disekitaran kep. seribu ini masih bisa dijumpai hewan mamalia ini meskipun lokasi kepulauan ini tidak jauh dari jakarta yang notabene sudah terkontaminasi oleh limbah industri dan polusi.

sempat turun hujan yang membuat sedikit panik karena posisi berada diatas dek terbuka sementara sudah tidak ada tempat lagi untuk masuk ke bagian kapal yang terlindungi oleh kain terpal, apalagi masuk ke dek bagian bawah kapal yang sudah terisi penuh dengan manusia dan barang2 yang dibawa oleh mereka termasuk bahan2 keperluan pokok sehari2. tak lama hujan berangsur berhenti sesaat sebelum tiba di P. Pramuka. setidaknya baju kami tidak kuyup kebasahan.

di villa delima kami menginap. harga sewa pervilla 350.000 rupiah. lokasinya masih di areal dermaga pulau. dengan view menghadap ke pantai. tapi sayang antara garis pantai dengan laut lepas dibatasi tanggul beton yang dibuat untuk menghindari abrasi yang sekarang ini mengancam banyak pulau. mungkin karena pemanasan global sehingga dari tahun ke tahun air laut bertambah naik. entah apa yang terjadi sekitar 10 atau 20 tahun mendatang. masihkah ada pulau pramuka bahkan gugusan kepulauan seribu atau sudah lenyap diperairan tanah air ini.

ah sudahlah, bukankah ini waktunya bersenang-senang...
PRAMUKA ISLAND ON WALK...
Saatnya berkeliling pulau. dengan kamera yang sudah ditangan kami siap berkeliling. tak mau kehilangan moment tentunya. Herbud dengan kamera kodak Z812-nya, Adi X-ten dengan kamera Nikon D40, dan wachyoe dengan kamera saku biasa. sementara saya selalu tak ketinggalan handycam JVC yang siap merekam segala moment yang menarik.
luas pulau pramuka kurang lebih sekitar 9 ha. merupakan salah satu pulau yang berada dalam gugusan kepulauan seribu. beragam etnis yang mendiami pulau ini. sebagain besar keturunan suku Bugis, namun ada pula yang berasal dari Tangerang bahkan Jakarta. tak peduli dari suku mana nenek moyang mereka berasal, namun yang jelas mereka menjuluki diri mereka sendiri sebagai orang pulau. mungkin sebagai wujud kecintaan mereka terhadap pulau yang mereka diami hingga beranak pinak.
boleh dibilang sarana dan prasarana di pulau ini sangat memadai mulai dari masjid besar, rumah sakit, sekolah, tempat pelelangan ikan, hingga villa atau penginapan jenis lainnya. warung makan disinipun tak sulit dijumpai. dengan hidangan yang beragam, tentunya dengan ikan sebagai menu utamanya. kisarannya harganya mulai dari 5.000 hingga 8.000 rupiah untuk sepiring nasi komplit dengan lauk pauknya.
dipulau ini terdapat lokasi pelestarian penyu sisik yang populasinya saat ini sudah sangat berkurang. disini terdapat banyak tukik, anak penyu dengan berbagai ukuran yang ditempatkan kedalam semacam wadah besar dengan jumlah sekitar 6 wadah. tiap2 wadah ditempatkan tukik2 dengan ukuran/usia yang sama. ada yang menarik perhatian saya saat melihat kedalam wadah yang posisinya persis di samping pintu masuk lokasi pelestarian ini. ada penyu dengan ukuran yang cukup besar dengan tempurung yang tidak normal. normalnya tempurung penyu adalah berbentuk bulatan ke atas atau cembung tapi ini kali lain tempurung penyu ini cekung kedalam. cukup memprihatinkan melihatnya. tampaknya cacat sejak lahir.
belakangan baru tahu, setelah menyaksikan acara tv baru baru ini, bahwa penyu tersebut adalah korban limbah laut dari kapal yang tenggelam beberapa tahun silam diperairan sekitar pulau pramuka hingga akhirnya ditemukan penduduk setempat dan dirawat hingga sekarang. penyu yang malang...
pulau-pulau yang jaraknya berdekatan dengan pulau pramuka diantaranya adalah pulau panggang yang cukup ramai penduduknya, pulau karya sebagai sentral pemakaman massal dan pulau tak berpenghuni semak daun. untuk menuju ke pulau2 ini, terdapat banyak perahu ojek di dermaga.

4 komentar:

ade.ady mengatakan...

bagus seeh....
tapi akan lebih bagus lagi kalo ada gw di situ...
rese lu, ngga pernah ngajak2 gw...
eh, postingan journey yg lain mana..

Anonim mengatakan...

iya...bagus deh...(maksa)..

insyaAlloh kapan2 ama kluarga ksana..

aamiin

adi_true mengatakan...

sayang ga sama keluarga... coba bawa anak & istri! Lo istrinya ga di ajak ya om?!

lifeofgie mengatakan...

he..he...
minta doanya aja ya...