pantai depan villa pak koboy
villa pak koboy, lokasi tempat menginap
pantai sunrise
Ini kali kedua perjalanan saya ke daerah ujung genteng. sebelumnya dibulan yang sama, dua tahun lalu, bersama sepuluh kawan saya melakukan touring ke tempat ini. Kali ini kami bersembilan, Saya, Herbud, Bang Doel, Adi X-ten, Rafik, Wachyoe, Patrick, Fadli dan Iwan menggunakan 2 mobil kantor, kijang kapsul dan Panther. Plus ditambah Pak Indra dan keluarga dengan terios-nya.
Jumat, 14 nopember 2008 pukul 11.00 malam, kendaraan yang kami tumpangi mulai menembus jalanan ibukota. Rest area sentul adalah meeting point kami dengan pak indra, sebelum melanjutkan perjalanan ke tujuan utama kami, ujung genteng. Dibayangi purnama yang sudah sempurna semalam, ini akan menjadi road trip yang cukup menguji nyali karena karakter dan kontur jalan yang menantang sepanjang perjalanan ditambah dengan hanya mengandalkan sisa-sisa tenaga yang ada setelah seharian bekerja dan belum sempat beristirahat sebelumnya.
Hmm, benar saja. Memasuki daerah pelabuhan ratu rasa kantuk saya tak tertahankan. Begitupun dengan bang doel yang mengendarai kendaraan yang saya tumpangi. Sempat kendaraan kami lepas kontrol sehingga beberapa kali keluar dari jalur. Tak terbayang jika perjalanan kami cukup hanya sampai disini...
Berbagai cara sudah saya coba agar bisa bertahan dari rasa kantuk. Dengan menampar pipi saya, memencet ujung telinga, atau mencoba bernyanyi. Cara yang terakhir ini sedikit ampuh untuk menhilangkan rasa kantuk sang sopir, bang Doel. kebetulan saya bertugas sebagai navigator yang duduk bersebelahan dengan sopir. Secara saya dilahirkan bukan ditakdirkan sebagai penyanyi yang memiliki suara jauh dari pas-pasan sangat mujarab untuk menghilangkan kantuk bang doel. Karena ia tidak terlena dengan lgu yang saya bawakan, bahkan cenderung mual malah…
“jier, pak Indra kasih lampu sign kiri terus, ada apa ya?” saya mendapat sms dari adi x-ten yang berada di mobil panther ketika melintasi daerah pelabuhan ratu – surade. Saat itu pukul 03.00. kendaraan pak indra berada diantara kendaraan saya dan adi x-ten. Kamipun mencari tempat untuk berhenti.
“aduh, gak tahan saya. Ya ngantuk, ya kebelet juga…” kata pak Indra begitu kami menemukan tempat untuk beristirahat sejenak sambil berlalu mencari tempat yang leluasa untuk membuang hajat kecilnya.
Memang sepanjang perjalanan selepas simpang cibadak hingga desa surade jalan yang dilalui cukup mnguji nyali. Melintasi alas yang sepi, Jalan yang berbukit2, berliku dengan jurang yang mengitip di kanan kiri jalan mewarnai hampir separuh lebih perjalanan.
“jier, pak Indra kasih lampu sign kiri terus, ada apa ya?” saya mendapat sms dari adi x-ten yang berada di mobil panther ketika melintasi daerah pelabuhan ratu – surade. Saat itu pukul 03.00. kendaraan pak indra berada diantara kendaraan saya dan adi x-ten. Kamipun mencari tempat untuk berhenti.
“aduh, gak tahan saya. Ya ngantuk, ya kebelet juga…” kata pak Indra begitu kami menemukan tempat untuk beristirahat sejenak sambil berlalu mencari tempat yang leluasa untuk membuang hajat kecilnya.
Memang sepanjang perjalanan selepas simpang cibadak hingga desa surade jalan yang dilalui cukup mnguji nyali. Melintasi alas yang sepi, Jalan yang berbukit2, berliku dengan jurang yang mengitip di kanan kiri jalan mewarnai hampir separuh lebih perjalanan.
Tapi tatkala mentari mulai menerangi sisa perjalanan ini, sepertinya perjuangan kami terbayarkan. Pegunungan hijau dan kebon teh yang beraturan bak taman labirin menyegarkan mata menghadang kami sepanjang perjalanan selepas daerah jampang kulon menuju surade.
(bersambung)
2 komentar:
ngiler...liat video n foto2nya...
kapan ya bisa kesana *ngayal*
:(
seleksi PNS Kabupaten Sukabumi dinodai Oknum BKD Baca selengkapnya di link dibawah ini (fakta dan bukti adalah hasil studi kasus di 5 wilayah kecamatan dan beberapa daerah)
http://kebobrokan.wordpress.com
Posting Komentar